The Use of Dysphemism in The Japanese Film: Kizudarake no Akuma

The study examined the use of dysphemism in a Kizudarake no Akuma film which aimed to describe forms and functions movie Akuma. This research is qualitative descriptive with data analysis method using extralingual equivalent method. Data validation done native speakers. source entitled Research collection conducted by note-taking technique. were identified analyzed based on theory from Allan Burridge (2017), context Saifudin (2018) speech component Hymes (2017). results this found 7 types that appeared source, including: 1) form taboo terms, 2) cursing obscenity, 3) comparisons humans animal traits, 4) nicknames physical characters, 5) cuss mental abnormality, 6) derision tone contempt, 7) terms foreign language. Based study, it can be concluded most widely type 1 total 6 data, consisting 4 oral functions: a) showing anger, b) expressing frustration, c) as insulting or ridicule; 2 written following an insult ridicule expression dislike. Penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan disfemisme dalam yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk serta fungsi dari terdapat merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis menggunakan padan ekstralingual. Validasi dilakukan speaker. Sumber berupa berjudul Pengumpulan cara simak catat. diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan teori konteks komponen tutur Hasil menemukan tipe muncul sumber antara lain : bentuk istilah tabu, makian serapah cabul, perbandingan manusia sifat hewan, julukan karakter fisik, abnormalitas mental, ejekan tidak hormat nada hinaan, bahasa asing. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa paling banyak ditemukan adalah jumlah terdiri lisan menunjukkan kemarahan, ungkapan rasa frustasi, sebagai hinaan atau ejekan; tulisan suka.